“Rela berkorban dan menolong sesama”. Merupakan janji pelajar muhammadiyah yang setiap senin dibaca pada saat upacara bendera. Sebagai Pelajar Muhamadiyah, Janji ke 5 dalam Janji Pelajar Muhamadiyah telah engkau buktikan dihadapan banyak orang.
Namanya Fauzi Ajitama, usia sekitar 11 tahun. Seorang anak yang belum genap 40 hari ditinggal ayahnya. Siswa SD Muhamadiyah Bogor, Playen, Gunungkidul, menjadi korban dari apa yang telah diputuskan untuk dibangun oleh orang-orang dewasa. Karena diduga kontruksi bangunan sekolahan tercintanya tidak sesuai dengan spek seharusnya adalah penyebabnya.
Tragedi runtuhnya atap bangunan itu menjadi penyebab 12 siswa sempat dilarikan ke pusatnya para medis berada, yaitu rumahsakit. (8/11/22)
Namanya Fauzi Ajitama, beredar kabar bahwa dia adalah anak yang dengan gagah beraninya memberi kesempatan pada teman-teman sekelasnya untuk keluar dengan cekatan dalam kepanikan.
Bisa dibayangkan bagaimana kepanikan terjadi pada anak-anak itu, tapi ada sosok tegas wibawa melakukan tindakan “Crowed Management dan Basic Safety” tingkat dewa.
“Ayo cepat, cepat keluar!” tegas dan penuh wibawa.
Tapi apalah daya, sebelum dirinya sendiri keluar dari situasi mematikan. Dia tersambar apa yang membuatnya harus mengorbankan dirinya demi keselamatan teman-teman lainnya.
Mas Fauzi, keberanianmu adalah contoh nyata buat kami semua. Apa yang diajarkan oleh guru, ibu dan saudaramu telah kamu praktekan dengan sungguh-sungguh.
Mas Fauzi Ajitama…
Selamat menjalankan Misi Kemanusian Abadimu. Ayahmu pasti menjemputmu dengan bangga.
