# 21 April, seperti tahun-tahun yang tlah lalu …
KARTINI, sosok yang dipuja dan diingat selalu …
Petikan suratnya berikut ini adalah cita-cita Kartini yang banyak salah dimengerti : “Kami di sini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak perempuan, bukan sekali-kali karena kami menginginkan anak-anak perempuan itu menjadi saingan laki-laki dalam perjuangan hidupnya. Tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya, kewajiban yang diserahkan alam sendiri ke dalam tangannya (sunnatullah) : menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama.
[Surat Kartini kepada Prof. Anton dan Nyonya, 4 Oktober 1902]
Inilah gagasan Kartini yang sebenarnya, namun kenyataannya sering diartikan secara sempit dengan satu kata: emansipasi. Sehingga setiap orang bebas mengartikan semaunya sendiri. # Islam tak memandang rendah seorang perempuan, justru memulyakan mereka # Islam pun memberika jalannya sendiri untuk mendapat Surga dan RidhoNya, tanpa berebutan jalan dengan seorang laki-laki # namun Liberal lah yang menjadikan seolah perempuan harus berlomba dan beradu melawan laki-laki dalam mencapai setiap tujuan # seolah fisik dan materi menjadi setiap tujuan yang harus ditempuh # Tidak ada yang salah dengan Kartini, namun memang ada oknum yang berkehendak demikian untuk memanfaatkan beliau untuk tujuan mereka. Allahu ’alam
#Kartini #KartiniDay #TragediKartini-PertarunganIdeologi
Kartini merupakan salah satu contoh figur sejarah yang lelah menghadapi pertarungan ideologi. Jangan kecam Kartini. Karena walau bagaimana pun, beliau telah berusaha mendobrak adat, mengelak dari Barat, untuk mengubah keadaan. Manusia itu berusaha, Allah lah yang menentukan.
[Surat Kartini kepada Ny. Ovink Soer, Oktober 1900]
# Demikian kata-kata Kartini yang mencerminkan suatu sikapnya yang tawakkal. # Memang, kita manusia sebaiknya berorientasi kepada usaha dan bukan berorientasi pada hasil. # Hal ini perlu, agar kita tidak kehilangan cakrawala. Agar kita tidak mengukur keberhasilan suatu perjuangan dengan batasan usia kita yang singkat. # Pula agar kita tidak mudah untuk mengecam kesalahan yang dibuat oleh orang-orang sebelum kita. # ukan mustahil, jika kita dihadapkan dalam kondisi yang sama, kita pun akan berbuat hal yang serupa. # Itu adalah umat yang telah lalu; baginya apa yang diusahakannya dan bagimu apa yang kamu usahakan; dan kamu tidak akan dimintai pertanggung jawab tentang apa yang telah mereka kerjakan. [Al-Quran, surat Al-Baqarah : 134] #
Sekarang kita, Apa yang sudah kita berikan kepada ummat terutama negeri tercinta? # Mari kita lanjutkan perjuangan Kartini dengan menjadikan wanita sebagai Ibu-ibu yang mencetak Generasi Rabbani dan Khairul Ummah #
fenomena tukang becak wanita, pegulat, satpam, kuli bangunan wanita dan sebagainya bukanlah cita-cita Kartini. Karena hakikatnya, kala Kartini menuntut pendidikan yang layak adalah agar beliau bisa menjalankan peran beliau sebagai pendidik manusia yang pertama, dengan sebaik mungkin … dibalik tokoh-tokoh hebat, dibaliknya pastilah ada seorang wanita yang berjasa, memberikan pengaruh besar. Bisa jadi itu ibu, bisa jadi itu istri yang senantiasa mendampingi perjuangannya … maka, jika wanita Indonesia bisa menjadi pendidik yang baik bagi anak-anaknya, maka tercapailah cita-cita Kartini. Dan dari situlah muncul peradaban yang terbaik …. semoga!
[catatan kecil sang jejak pena, menjelang hari dimana Kartini, kembali diingat dan tak sedikit yang menyalahartikan perjuangannya]